Kamis, 24 Februari 2011

Daftar Nama Mahasiswa PBL I Jeneponto

MAHASISWA PBL I KABUPATEN JENEPONTO
FKM UVRI MAKASSAR
KELOMPOK I
NO NIM NAMA KELAS KET
1 010.61.007 VERONIKA SARON KAMANTUH A
2 010.61.008 RISNAHANDAYANI A
3 010.61.016 SUARNI A
4 010.61.019 JUSMIATI A
5 010.61.020 HARLINDAH A
6 010.61.009 SUNARTO A
7 010.61.082 FAHRI ASSAGAF A
8 09.61.016 ISMAN A. A
9 010.61.123 YADI PRATAMA REG
10 09.61.003 YOSEP NELU REG
11 09.61.005 MARIO FRANSISKO SERANI ATULOLON REG
12 010.61.056 MARIA ELISABETH PALAN PAYONG REG
13 010.61.125 MARLIN REG
14 010.61.164 SARKIAH NUR REG
KELOMPOK II
NO NIM NAMA KELAS KET
1 010.61.051 SISWATI A
2 010.61.052 MIFTAHUL JANNAH A
3 010.61.053 ANDI TATI A
4 010.61.054 YANTI YAHYA A
5 010.61.083 HALIMATUSADDIAH A
6 010.61.084 JAJANG ISMAYADI A
7 010.61.133 DAMARIS TANGDIKAMMA' A
8 09.61.078 IRVAN TAUFIQ B. A
9 09.61.017 SAIFUL SYAFRUDDIN REG
10 09.61.018 BERNADETA DECE KOCU REG
11 09.61.019 KORNELIS SIPIANUS SANDI REG
12 09.61.008 MARIA NATALIA KEWAWATUN REG
13 09.61.014 BONAVENTURA BALE REG
14 09.61.021 JUNIATI BURA REG
KELOMPOK III
NO NIM NAMA KELAS KET
1 010.61.086 ASMIANI A
2 010.61.087 HARSANI ANAS A
3 010.61.089 HUSNIA HUSAIN A
4 010.61.090 SRI RESKY DEWIYANTI A
5 010.61.091 WAHIDAH A
6 010.61.134 ARIFUDDIN A
7 010.61.160 RUSLI HUSAIN A
8 09.61.020 WILHELMUS WAI REG
9 09.61.023 FELIX NDUA REG
10 09.61.030 SUHENDRA REG
11 09.61.205 MOH. RAHMAN ALAUDDIN REG
12 09.61.022 FITRIANI REG
13 09.61.027 IRAWATI TOTONG REG
14 09.61.029 MARLINDA REG
KELOMPOK IV
NO NIM NAMA KELAS KET
1 010.61.138 MULIANI A
2 010.61.139 KUMALASARI A
3 010.61.142 HINDUN GURA A
4 010.61.156 ANDI NURJANNAH A
5 010.61.172 FRIDA A
6 010.61.166 HAIRUDDIN K. A
7 010.61.167 M. ANAS A
8 09.61.033 AFRIANTO NOWAKIA L. REG
9 09.61.035 ANTONIUS ARDUS DARI REG
10 09.61.037 MA'DIKA REG
11 09.61.038 MUHAMMAD NAWAWI REG
12 09.61.036 APIYANA LEKAFOLA REG
13 09.61.041 WINI RANGGA REG
14 09.61.042 RISMA ARIANI REG
KELOMPOK V
NO NIM NAMA KELAS KET
1 010.61.191 SURYANI PATASUN A
2 010.61.215 ELLY ERAWATI TAHIR A
3 010.61.221 NUR ALFRIDA A
4 010.61.222 NURLIA A
5 010.61.223 NURHAYATI A
6 010.61.170 MAHMUDDIN A
7 010.61.225 FIRDAUS A
8 09.61.077 ASRUL TAHA REG
9 09.61.080 IKNASIUS SUPRIYONO REG
10 09.61.081 MUHAMMAD RAFSYANJANI REG
11 09.61.039 A. HENDRA HIDAYAT REG
12 09.61.044 WIWIN RAHMAWATI REG
13 09.61.045 ALFRIDA MASSOLO REG
14 09.61.074 KASMAWATI KUTANA REG
KELOMPOK VI
NO NIM NAMA KELAS KET
1 010.61.226 ASNIH A
2 010.61.227 MASRIAH A
3 010.61.228 NIRPAH A
4 010.61.229 ROSMINI A
5 010.61.230 NANI SANUSI A
6 010.61.231 IRAWATI A
7 010.61.236 MUH. ANSHAR A
8 09.61.004 ANSAR A
9 09.61.082 IRHAM SAPUTRA REG
10 09.61.105 WARDY HASAN REG
11 09.61.106 JUNAIDI TOGUGU REG
12 09.61.043 SOSRO DASO REG
13 09.61.075 AURELIA ANITA J REG
14 09.61.076 MARIA YULIANA SINDOARJO REG
KELOMPOK VII
NO NIM NAMA KELAS KET
1 010.61.237 OKTAVIANTI A
2 010.61.238 RAHMAWATI RAHIM A
3 09.61.006 ARIANI T A
4 09.61.010 ANDRI A
5 09.61.024 NURLIA HUSEN A
6 09.61.040 ST. FARIDA SYAM A
7 09.61.009 ADRIANUS RU'GUN A
8 09.61.011 HAMDI ABDI A
9 09.61.111 KAROLUS EBAN NIMUN N REG
10 09.61.115 FLORENTIUS M. B. SULISOA REG
11 09.61.125 HARDI REG
12 09.61.083 RUKMINI REG
13 09.61.103 ROSALINA UBA DERAN REG
14 09.61.104 WIWIN DIANTI REG
KELOMPOK VIII
NO NIM NAMA KELAS KET
1 010.61.001 NURHIDA A
2 010.61.050 FITRIANI WAHID A
3 010.61.085 MUHRAH A
4 010.61.098 IDAWISBA A
5 010.61.178 RASFIKA A
6 010.61.224 ERNAWATI A
7 09.61.013 AMIRUDDIN A A
8 09.61.015 RISAL PARINSI A
9 09.61.126 HERIANTO REG
10 09.61.127 AZIS REG
11 09.61.149 ROMA UMAR REG
12 09.61.113 NURSALAM A REG
13 09.61.206 DEWI ASTINI REG
14 09.61.220 NUR ALWAN REG


Koordinator Labkom


Adam Badwi, SKM, MM

PANDUAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL) III

PANDUAN
PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL) III

KONSEP PROSES
PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL) III
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA

Pendahuluan

Pengalaman belajar lapangan (PBL) III merupakan kelanjutan dari PBL I dan II, dimana penekanan utamanya pada faktor kemandirian masyarakat dalam rangka menelaah masalah kesehatannya sendiri, dan mencari solusinya. Sehingga dengan demikian PBL III ini titik beratnya pada commmunity development.
Hanya saja dari evaluasi PBL I dan II ternyata kelemahan dasar adalah pada potensi utama mahasiswa non tugas belajar, dimana tidak memiliki kompetensi kesehatan masyarakat yang memadai. Meskipun telah dibekali teori-teori, tetapi dengan munculnya “gagap aksi”—atau masih kaku dan ragu serta takut salah mempraktekkan pengetahuannya, maka laboratorium komunitas menempuh suatu cara untuk memberikan frame kompetensi kesehatan masyarakat praktis untuk diterjemahkan, dan dikelola di lapangan.
Tugas utama mahsiswa dalam kegiatan PBL III adalah meramu seluruh persoalan yang ada berdasarkan bahan-bahan yang diperoleh pada kegiatan-kegiatan:
o Persoalan yang ada dan belum ditangani dengan baik pada PBL I
o Persoalan yang ada dan belum ditangani dengan baik pada PBL II
o Persoalan yang muncul setelah rapid assesment.
Output yang diharapkan dengan kegiatan PBL III ini adalah terwujudnya desa/kelurahan sehat dan mandiri, sehingga dapat memiliki kesiapan dalam menghadapi berbagai masalah kesehatan masyarakat.

Tema Kegiatan PBL III

Tema kegiatan PBL III tahun ajaran 2010/2011 adalah “MEWUJUDKAN DESA/KELURAHAN SEHAT MANDIRI”:

Tujuan PBL III
Tujuan Umum
Mewujudkan desa/kelurahan Sehat Mandiri
Tujuan Khusus
1. Identifikasi masalah yang dihadapi masyarakat dalam mewujudkan desa/kelurahan sehat mandiri.
2. Penentuan prioritas masalah yang dihadapi masyarakat dalam mewujudkan desa/kelurahan sehat mandiri.
3. Merumuskan rencana intervensi masalah yang dihadapi masyarakat dalam mewujudkan desa/kelurahan sehat mandiri.
4. Intervensi masalah kesehatan masyarakat yang menjadi prioritas dan sosialisasi ketersediaan perangkat desa/kelurahan dalam mewujudkan desa/kelurahan sehat mandiri
5. Evaluasi kinerja program yang telah dilaksanakan, dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat
6. Alternatif perbaikan program dalam rangka pengembangan kedepan, dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat.

Strategi Proses Pembelajaran
1. Kegiatan Perkuliahan yang dilaksanakan sebanyak 14 SAP (Satuan Acara Perkuliahan) dengan durasi 14 x 90 menit (total 21 jam)
2. Kegiatan Pembekalan yang dilaksanakan sebanyak 2 materi dengan durasi per materi 90 menit (total 3 jam)
3. Kegiatan pembimbingan lapangan yang dilaksanakan secara intensif sebanyak 14 hari x 90 menit (atau durasi minimal 21 jam).
4. Kegiatan supervisi lapangan yang dilaksanakan sebanyak 3 kali dengan durasi 3 x 90 menit (atau durasi minimal 4,5 jam).
5. Kegiatan belajar mandiri mahasiswa sebanyak 14 hari full time di lapangan (masyarakat).

Kegiatan pembimbingan lapangan
Kegiatan pembimbingan lapangan dilakukan oleh pembimbing lapangan dan pembimbing institusi yang berasal dari dosen tetap FKM UVRI dengan aspek pembimbingan sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab pada tim pengelola terhadap pelaksanaan kegiatan PBL oleh mahasiswa
2. Melaksanakan kegiatan kerja PBL yang telah ditetapkan
3. Bertanggung jawab terhadap semua aktifitas mahasiswa PBL selama di lapangan
4. Membimbing/mengarahkan mahasiswa PBL dalam pelaksanaan kegiatan kerja PBL yang telah ditetapkan
5. Mengintegrasikan kegiatan PBL di lapangan dengan kegiatan pemerintah
6. Memantau semua kegiatan pelaksana PBL oleh mahasiswa di lapangan
7. Memberi catatan khusus terhadap mahasiswa yang tidak mentaati kegiatan PBL di lapangan
8. Mengambil keputusan bila terjadi hal-hal yang diinginkan selama di lapangan setelah dimusyawarahkan antara di antara pembimbing lapangan yang diketahui oleh supervisi
9. Memberi petunjuk tentang pelaksanaan kegaiatan PBL di lapangan
Kegiatan supervisi lapangan
Kegiatan supervisi dilakukan oleh Unsur pimpinan fakultas (Dekan, PD I, PD II, PD III, dan PD IV) serta Kepala/Koordinator Laboratorium Komunitas.
Adapun aspek supervisi sebagai berikut:
1 Memantau kegiatan pembimbing lapangan terhadap pelaksanaan PBL oleh mahasiswa
2 Memantau pelaksanaan kegiatan PBL oleh mahasiswa di lapangan
3 Memberi petunjuk/pengarahan tentang kegiatan PBL apabila diperlukan
4. Membuat laporan supervisi
Kegiatan belajar Mandiri Mahasiswa
Adapun kegiatan belajar mandiri mahasiswa meliputi sebagai berikut:
1. Mampu berdisiplin dalam orientasi dan kegiatan lapangan
2. Mampu bertanggung jawab dalam pelaksanaan program
3. Mampu bekerjasama dalam tim lapangan
4. Mampu berinisiatif dan dapat memberikan ide atau cara yang terbaik dalam melaksanakan suatu kegiatan
5. Mampu menjaga Kondite atau aturan tata tertib UVRI dan etika yang berlaku di masyarakat
6. Memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang baik dalam pengeorganisasian masyarakat
7. Memiliki kebiasaan mengelola kegiatan harian secara terencana dan terukur
8. Memilki kemampuan dalam mempresentasekan program yang telah dilaksanakan kepada masyarakat
9. Memiliki kemampuan dalam merumuskan laporan kegiatan berdasarkan sistematika yang baku.
Alur Kegiatan Lapangan
Pemberangkatan dan Penerimaan
1. Pemberangkatan mahasiswa PBL dikoordinir oleh Korkab, Korcam dan Kordes (Sesuai otoritas masing-masing)
2. Pembimbing institusi/lapangan bertugas mendampingi mahasiswa hingga ke lokasi dan diterima oleh pemerintah setempat
3. Penyusunan POA (Plan of Action), Time Schedule, dan RAB (Rincian Alokasi Biaya) program
Penyusunan POA meliputi jenis kegiatan, tujuan kegiatan, sasaran kegiatan, metode kegiatan, waktu kegiatan, estimasi biaya, indikator keberhasilan, output kegiatan, penanggung jawab kegiatan
Penyusunan time schedule meliputi rincian alokasi waktu kegiatan selama 14 hari di lapangan (masyarakat)
Penyusunan RAB merupakan estimasi besaran biaya kegiatan yang dapat disediakan oleh tim selama di lapangan (masyarakat).

Rapid Assesment
1 Rapid assesment dilakukan dalam rangka mengumpulkan data dan informasi tentang masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi masyarakat desa/kelurahan.
2 Metode assesment dilakukan dengan dua cara, yaitu indepth interview dan diskusi kelompok terfokus.
3 Indepth interview dilakukan dengan teknik sebagai berikut:
a. Pengambilan sample dilakukan secara berkelompok (cluster sampling).
b. Yang dimaksud dengan cluster adalah struktur administrasi pemerintahan di bawah struktur desa, yaitu dusun/lingkungan/RW.
c. Setiap cluster dipilih sebesar 15 KK (Kepala Keluarga) secara purvosif (atau dengan menggunakan kriteria tertentu).
i. Penentuan kriteria dilakukan berdasarkan pertimbangan terdekat dari sarana pelayanan kesehatan (kurang dari 1 kilometer), jauh dari pelayanan kesehatan (di atas 1 kilometer dan kurang dari 5 kilometer) dan sangat jauh dari sarana pelayanan kesehatan (di atas 5 kilometer).
ii. Jumlah sample yang dipilih setiap kriteria adalah 5 kepala keluarga.
iii. Total sample adalah hasil perkalian dari jumlah cluster x 15 kk.
iv. Setelah sample assesment telah ditetapkan, maka selanjutnya dilakukan investigasi dengan menggunakan instrumen indepth interview (Quesioner).
v. Adapun pokok-pokok isi quesioner meliputi identitas responden, data keluarga (minimal meliputi tingkat pendidikan dan pendapatan), data sarana air minum dan sanitasi, data status kesehatan).
vi. Dalam pelaksanaan interview tetap mengacu pada etika yang berlaku pada masyarakat, berpakaian sopan, tidak menyinggung perasaan, dan menjalin hubungan emosional yang baik.
4. Diskusi kelompok terfokus dilakukan dengan teknik sebagai berikut:
a. Diskusi kelompok terfokus dilakukan dengan cara mengundang tokoh-tokoh masyarakat lokal secara informal untuk memberikan informasi serta pandangannya terhadap masalah kesehatan masyarakat.
b. Pelaksanaan diskusi terfokus sebaiknya dilakukan pada setiap dusun/lingkungan/RW dengan jumlah maksimal peserta 8 – 10 orang yang mewakili tokoh agama, tokoh adat, tokoh informal, tokoh perempuan, tokoh pemuda, guru/pendidik, petugas kesehatan, dan aparat pemerintah lokal, serta wakil organisasi setempat.
c. Dalam pelaksanaan diskusi kelompok terfokus dipandu oleh fasilitator dari mahasiswa yang bertugas mengarahkan jalannya diskusi dengan tema “ Potensi Masyarakat dalam Pengembangan Desa/Kelurahan Sehat Mandiri”.
d. Selama proses diskusi kelompok terfokus seorang mahasiswa harus bertugas sebagai notulen yang bertugas mencatat seluruh tanggapan masyarakat.
e. Selain itu, proses diskusi kelompok terfokus harus diabadikan melalui kamera sebagai bahan dokumen laporan.
f. Durasi diskusi kelompok terfokus maksimal 90 menit.
Pengolahan dan Analisis Hasil Assesment
1 Sebelum melakukan pengolahan data dan informasi perlu dilakukan pengkodingan atau penertiban data dan informasi.
2 Seluruh quesioner yang diperoleh dari indepth interview harus direcek kebenarannya dari pengumpul data sebelum diinput, begitu pula dengan hasil notulen harus recek dari mahasiswa pencatat sebelum dianalisis.
3 Data yang diperoleh melalui indepth interview harus ditabulasi melalui distribusi frekwensi (disajikan dalam bentuk tabel).
4 Informasi yang diperoleh melalui diskusi kelompok terfokus ditampilkan secara deskriptif
5 Analisis hasil assesment adalah mengacu pada konsep idealiastis dan kemudian dikonfrontir dengan fakta yang diperoleh dalam bentuk data dan informasi.
6 Selanjutnya dirumuskanlah inventarisir masalah berdasarkan hasil assesment.
Penentuan Prioritas Masalah
1 Penentuan prioritas masalah dilakukan dalam rangka memilih item masalah pada hasil inventarisir masalah untuk diintervensi dalam waktu 14 hari selama di lokasi (masyarakat).
2. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam merumuskan prioritas masalah adalah dengan membuat matriks prioritas masalah yang meliputi komponen sebagai berikut: berat dan ringannya masalah; luasnya masalah; pertimbangan politik; persepsi masyarakat; serta bisa tidaknya dilakukan selama di lokasi.
3. Kesemua komponen tersebut harus diberikan scoring yang mengacu pada hasil assesment dengan nilai scoring adalah mulai dari 1, 2, 3, 4, dan 5.
4. Penentuan scoring terendah dan tertinggi berdasarkan kesimpulan tim.
5. Selanjutnya buatlah rencana intervensi berdasarkan urutan prioritas tertinggi kemudian pada urutan di bawahnya, dan sesuaikan dengan waktu yang tersedia dalam menyelesaikan program intervensi.


Seminar Awal
1. Seminar awal dilakukan setelah dilakukan identifikasi masalah, penentuan prioritas masalah, dan rencana intervensi.
2. Seminar menghadirkan seluruh komponen masyarakat seperti pemerintah lokal, tokoh masyarakat dan pemilik kepentingan lainnnya.
3. Kegiatan seminar dilkaukan untuk memperoleh respon yang terkait dengan hasil identikasi masalah, penentuan prioritas masalah, dan rencana intervensi.
4. Respon yang diterima dalam kegiatan seminar diharapkan dapat memperkuat, melengkapi, serta mendukung program intervensi yang akan dilakukan.
Intervensi Program
1 Program intervensi dilaksanakan mengacu pada rencana intervensi yang telah disusun sebelumnya, serta mempertimbangkan pada masukan-masukan pada pelaksanaan seminar awal
2 Secara garis besar program intervensi meliputi dua hal sebagai berikut: program fisik dan non fisik.
3 Program non fisik adalah suatu program yang bertujuan untuk memberikan atau merubah tatanan pengetahuan, persepsi, sikap dan perilaku masyarakat.
4 Model program biasanya dilakukan dalam bentuk penyuluhan masyarakat, konseling keluarga, diskusi komunitas, advokasi dan sebagainya.
5 Model program fisik biasanya dilakukan dalam bentuk perbaikan lingkungan dengan pengadaan sarana sanitasi, pemeriksaan bakteriologis sumber air minum, pemberian makanan tambahan, pemyediaan base-line data kesehatan desa/kelurahan, perumusan sistem kesehatan desa/kelurahan dan sebagainya.



Monitoring dan Evaluasi Program
1 Monitoring dilakukan sejak mahasiswa berada di lokasi hingga penarikan.
2 Monitoring dilakukan untuk memantau kesesuaian rencana aksi dengan kenyataan sesungguhnya, sehingga masalah dapat dikendalikan secara cepat.
3 Evaluasi dilakukan setelah program intervensi dilakukan, atau dilakukan sebelum pelaksanaan seminar akhir (hasil program).
4 Evaluasi bertujuan untuk memantau kinerja program berdasarkan input, proses dan output.
5 Hasil evaluasi dapat dijadikan pedoman pengembangan program pada PBL selanjutnya.
Seminar Hasil
1 Seminar hasil dilakukan setelah dilakukan intervensi program dan evaluasi program.
2 Seminar menghadirkan seluruh komponen masyarakat seperti pemerintah lokal, tokoh masyarakat dan pemilik kepentingan lainnnya.
3 Kegiatan seminar dilkaukan untuk memperoleh respon yang terkait dengan . intervensi program dan evaluasi program.
4 Respon yang diterima dalam kegiatan seminar diharapkan dapat memperkuat, melengkapi, serta mendukung hasil program intervensi, dan sekaligus masukan untuk pengembangan program PBL selanjutnya.
Penyusunan Laporan Kegiatan
1. Penyusunan laporan kegiatan dipersiapkan sejak mahasiswa berada di lokasi, sehingga nantinya tidak kesulitan memperoleh bahan-bahan setelah penarikan.
2. Laporan dibuat sebanyak 5 rangkap untuk kepentingan sebagai berikut: Kantor Kesatuan Bangsa Kab/Kota; Dinas Kesehatan Kab/Kota; Desa/Kelurahan; Laboratorium Komunitas; dan perpustakaan FKM UVRI.
Penarikan
1 Penarikan dilakukan setelah dilaksana seminar hasil program
2 Kegiatan penarikan akan dihadiri oleh unsur pimpinan FKM UVRI Makassar dan pembimbing lapangan.


LAPORAN AKHIR DESA/KELURAHAN

1. Laporan akhir desa/kelurahan dibuat secara bersama-sama oleh koordinator desa/kelurahan dengan seluruh anggota sedesanya
2. Laporan akhir desa/kelurahan dibuat sebanyak 4 (empat) rangkap dengan sampul warna merah:
3. Laporan akhir desa/kelurahan yang telah diserahkan harus telah diketahui oleh Kepala Desa/Kelurahan
4. Laporan Desa/Kelurahan disahkan oleh pembimbing lapangan pada seminar akhir setelah penarikan diri dari lokasi
5. Format dan sistematika laporan akhir kegiatan Desa/Kelurahan adalah sebagai berikut:
Halaman depan (lampiran 1)
Lembaran pengesahan(lampiran 2)
BAB I Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Maksud dan Tujuan PBL
BAB II Gambaran Umum Lokasi
a. Keadaan Geografi dan Demografi
b. Derajat Kesehatan Masyarakat
c. Faktor Sosial Budaya
BAB III Hasil dan Pembahasan Pelaksanaan Kegiatan
1.. Hasil Program Intervensi
2. Indikator Keberhasilan Program Intervensi
3. Pembahasan Pelaksanaan Kegiatan
BAB IV Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
2. Saran-saran

Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
6. Laporan akhir kegiatan desa/kelurahan dilampiri dengan sebagai berikut:
a. Nama Peserta PBL disertai dengan tanda tangan
b. Struktur pemerintahan desa/kelurahan
c. Peta desa/kelurahan
d. Program kerja
e. Foto-foto kegiatan disertai keterangan
f. Lain-lain yang dianggap perlu

Panduan PBL I

PANDUAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN
(PBL) I
Pengantar

Visi Pendidikan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UVRI adalah menciptakan sarjana kesehatan masyarakat yang profesional dan memiliki kompetensi pada sektor kesehatan masyarakat, serta memiliki keunggulan dalam perencanaan, penyelenggaran dan pengawasan pembangunan kesehatan nasional, regional dan global.
Misi Pendidikan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UVRI berorientasi pada profesionalisme dan keunggulan luaran (SKM) sehingga dapat berkompetisi ditengah persaingan global.
Tujuan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UVRI adalah: Satu: Mencetak sarjana kesehatan masyarakat yang memiliki kemampuan profesional dalam bidang administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiologi, gizi kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, promosi kesehatan serta kesehatan dan keselamatan kerja.
Dua: Mencetak sarjana kesehatan masyarakat yang memiliki integritas kebangsaan yang tinggi, berdedikasi yang tinggi dalam pembangunan bangsa, berjiwa sosial yang tingi dalam membantu masyarakat, memiliki karakter tidak mudah menyerah dalam menciptakan manusia yang sehat bagi seluruh masyarakat.
Tiga: Menciptakan iklim akademik yang kondusif sehingga memberikan keleluasaan seluruh civitas academika untuk melakukan penalaran dalam rangka mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Empat: Berpartisipasi aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan kesehatan di Propinsi Sulawesi Selatan dan Kawasan Timur Indonesia pada khususnya, serta pada seluruh pelosok Indonesia, kawasan regional Asia Tenggara dan Asia Pasifik pada umumnya.
Lima: Peningkatan mutu luaran pendidikan kesehatan masyarakat melalui peningkatan kapasitas dosen ke jenjang S2 (magister) dan S3 (doktor), pengadaan sarana laboratorium kesehatan masyarakat, dan peningkatan kerjasama dengan institusi pelayanan kesehatan masyarakat pemerintah dan swasta dalam rangka merumuskan standar magang mahasiswa berdasarkan kebutuhan masing-masing pihak.
Keunggulan yang ditawarkan luaran Pendidikan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UVRI kepada masyarakat pengguna sebagai berikut: Pertama: Memiliki kemampuan sebagai promotor kesehatan; Kedua:Memiliki kemampuan sebagai administrator kesehatan; Ketiga: Memiliki kemampuan dalam diagnosa komunitas.
Pada konteks keunggulan inilah maka melalui Labarotorium komunitas mempersiapkan mahasiswa untuk merancang kegiatan lapangan secara konseptual dan praksis. Konseptual berarti bahwa mahasiswa dapat melakukan desain pemikiran tentang perubahan sosial masyarakat dalam rangka menciptakan derajat kesehatan. Sedangkan pada konteks praksisnya maka mahasiswa dapat melakukan transformasi skill kepada masyarakat dalam mempersiapkan metode hidup sehat seperti dengan perbaikan kualitas lingkungan melalui sarana sanitasi, dan sebagainya.

Tahapan PBL I

1. Identifikasi masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat.
2. Penentuan prioritas masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat..
3. Merumuskan rencana intervensi masalah yang dihadapi masyarakat..
4.Program Intervensi masalah kesehatan masyarakat yang menjadi prioritas.
5. Evaluasi kinerja program yang telah dilaksanakan, dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat
6. Alternatif perbaikan program dalam rangka pengembangan kedepan, dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat.
Alur Kegiatan Lapangan
A. Pemberangkatan dan Penerimaan
1. Pemberangkatan mahasiswa PBL dikoordinir oleh Korkab, Korcam dan Kordes (Sesuai otoritas masing-masing)
2. Pembimbing institusi/lapangan bertugas mendampingi mahasiswa hingga ke lokasi dan diterima oleh pemerintah setempat
3. Penyusunan POA (Plan of Action), Time Schedule, dan RAB (Rincian Alokasi Biaya) program
Penyusunan POA meliputi jenis kegiatan, tujuan kegiatan, sasaran kegiatan, metode kegiatan, waktu kegiatan, estimasi biaya, indikator keberhasilan, output kegiatan, penanggung jawab kegiatan
Penyusunan time schedule meliputi rincian alokasi waktu kegiatan selama 14 hari di lapangan (masyarakat)
Penyusunan RAB merupakan estimasi besaran biaya kegiatan yang dapat disediakan oleh tim selama di lapangan (masyarakat).
B. Identifikasi Masalah Kesehatan
Langkah-langkah Identifikasi
 Menemukan, memilih dan merumuskan masalah
 Memilih alat pengumpulan data
 Menyusun rancangan assesment
 Menentukan sampel
 Mengambil data lapangan
 Mengolah dan menganalisa data
 Menginterpretasi hasil analisis dan mengambil kesimpulan
 Menyusun laporan
 Mengemukakan implikasi

Pertimbangan Merumuskan Masalah
 Pertimbangan dari arah masalahnya yaitu aspek obyektivitas masalah bukan disebabkan oleh pertimbangan dari aspek subyektivitas masalah.
Syarat Merumuskan Masalah
 Masalah hendaknya dirumuskan dalam kalimat tanya
 Rumusan masalah hendaknya singkat, padat, jelas dan mudah dipahami
 Rumusan masalah hendaknya memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan itu
Pengumpulan Data
 Instrumen pengumpulan data harus cukup valid, realible, dan obyektif
 Data yang valid, realible, dan obyektif menjamin kesimpulan assesment meyakinkan
 Perhatikan teknik pengumpulan data yang tepat untuk digunakan
Pengolahan dan Analisis Data
 Kegiatan pertama pengolahan data adalah menguji tingkat validitas dan realibilitasnya
 Pengolahan data yang baik bila menggunakan software khusus
 Setelah pengolahan data, analisis data merupakan langkah yang sangat kritis dalam assesment
 Teknik analisis data dapat dilakukan secara statistik dan non-statistik
Kesimpulan dan Laporan Identifikasi
 Kesimpulan merupakan jawaban dari permasalahan identifikasi.
 Kesimpulan identifikasi bukan merupakan ringkasan dari hasil identifikasi
 Laporan identifikasi merupakan penggambaran dari semua proses identifikasi yang terjadi
 Laporan identifikasi dibuat secara sistematis sehingga pembaca dapat mengerti dan memahaminya
 Laporan identifikasi menjadi referensi untuk assesment selanjutnya
C. Penentuan Prioritas Masalah
1 Penentuan prioritas masalah dilakukan dalam rangka memilih item masalah pada hasil inventarisir masalah untuk diintervensi dalam waktu 14 hari selama di lokasi (masyarakat).
2 Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam merumuskan prioritas masalah adalah dengan membuat matriks prioritas masalah yang meliputi komponen sebagai berikut: berat dan ringannya masalah; luasnya masalah; pertimbangan politik; persepsi masyarakat; serta bisa tidaknya dilakukan selama di lokasi.
3 Kesemua komponen tersebut harus diberikan scoring yang mengacu pada hasil assesment dengan nilai scoring adalah mulai dari 1, 2, 3, 4, dan 5.
4 Penentuan scoring terendah dan tertinggi berdasarkan kesimpulan tim.
5 Selanjutnya buatlah rencana intervensi berdasarkan urutan prioritas tertinggi kemudian pada urutan di bawahnya, dan sesuaikan dengan waktu yang tersedia dalam menyelesaikan program intervensi.
D. Seminar Awal
1. Seminar awal dilakukan setelah dilakukan identifikasi masalah, penentuan prioritas masalah, dan rencana intervensi.
2. Seminar menghadirkan seluruh komponen masyarakat seperti pemerintah lokal, tokoh masyarakat dan pemilik kepentingan lainnnya.
3. Kegiatan seminar dilkaukan untuk memperoleh respon yang terkait dengan hasil identikasi masalah, penentuan prioritas masalah, dan rencana intervensi.
4. Respon yang diterima dalam kegiatan seminar diharapkan dapat memperkuat, melengkapi, serta mendukung program intervensi yang akan dilakukan.
E. Intervensi Program
1 Program intervensi dilaksanakan mengacu pada rencana intervensi yang telah disusun sebelumnya, serta mempertimbangkan pada masukan-masukan pada pelaksanaan seminar awal
2 Secara garis besar program intervensi meliputi dua hal sebagai berikut: program fisik dan non fisik.
3 Program non fisik adalah suatu program yang bertujuan untuk memberikan atau merubah tatanan pengetahuan, persepsi, sikap dan perilaku masyarakat.
4 Model program biasanya dilakukan dalam bentuk penyuluhan masyarakat, konseling keluarga, diskusi komunitas, advokasi dan sebagainya.
5 Model program fisik biasanya dilakukan dalam bentuk perbaikan lingkungan dengan pengadaan sarana sanitasi, pemeriksaan bakteriologis sumber air minum, pemberian makanan tambahan, pemyediaan base-line data kesehatan desa/kelurahan, perumusan sistem kesehatan desa/kelurahan dan sebagainya.
F. Monitoring dan Evaluasi Program
1 Monitoring dilakukan sejak mahasiswa berada di lokasi hingga penarikan.
2 Monitoring dilakukan untuk memantau kesesuaian rencana aksi dengan kenyataan sesungguhnya, sehingga masalah dapat dikendalikan secara cepat.
3 Evaluasi dilakukan setelah program intervensi dilakukan, atau dilakukan sebelum pelaksanaan seminar akhir (hasil program).
4 Evaluasi bertujuan untuk memantau kinerja program berdasarkan input, proses dan output.
5 Hasil evaluasi dapat dijadikan pedoman pengembangan program pada PBL selanjutnya.
G. Seminar Hasil
1 Seminar hasil dilakukan setelah dilakukan intervensi program dan evaluasi program.
2 Seminar menghadirkan seluruh komponen masyarakat seperti pemerintah lokal, tokoh masyarakat dan pemilik kepentingan lainnnya.
3 Kegiatan seminar dilkaukan untuk memperoleh respon yang terkait dengan . intervensi program dan evaluasi program.
4 Respon yang diterima dalam kegiatan seminar diharapkan dapat memperkuat, melengkapi, serta mendukung hasil program intervensi, dan sekaligus masukan untuk pengembangan program PBL selanjutnya.
H. Penyusunan Laporan Kegiatan
1. Penyusunan laporan kegiatan dipersiapkan sejak mahasiswa berada di lokasi, sehingga nantinya tidak kesulitan memperoleh bahan-bahan setelah penarikan.
2. Laporan dibuat sebanyak 5 rangkap untuk kepentingan sebagai berikut: Kantor Kesatuan Bangsa Kab/Kota; Dinas Kesehatan Kab/Kota; Desa/Kelurahan; Laboratorium Komunitas; dan perpustakaan FKM UVRI.
I.Penarikan
1 Penarikan dilakukan setelah dilaksana seminar hasil program
2 Kegiatan penarikan akan dihadiri oleh unsur pimpinan FKM UVRI Makassar dan pembimbing lapangan.