Kamis, 24 Februari 2011

Panduan PBL I

PANDUAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN
(PBL) I
Pengantar

Visi Pendidikan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UVRI adalah menciptakan sarjana kesehatan masyarakat yang profesional dan memiliki kompetensi pada sektor kesehatan masyarakat, serta memiliki keunggulan dalam perencanaan, penyelenggaran dan pengawasan pembangunan kesehatan nasional, regional dan global.
Misi Pendidikan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UVRI berorientasi pada profesionalisme dan keunggulan luaran (SKM) sehingga dapat berkompetisi ditengah persaingan global.
Tujuan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UVRI adalah: Satu: Mencetak sarjana kesehatan masyarakat yang memiliki kemampuan profesional dalam bidang administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiologi, gizi kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, promosi kesehatan serta kesehatan dan keselamatan kerja.
Dua: Mencetak sarjana kesehatan masyarakat yang memiliki integritas kebangsaan yang tinggi, berdedikasi yang tinggi dalam pembangunan bangsa, berjiwa sosial yang tingi dalam membantu masyarakat, memiliki karakter tidak mudah menyerah dalam menciptakan manusia yang sehat bagi seluruh masyarakat.
Tiga: Menciptakan iklim akademik yang kondusif sehingga memberikan keleluasaan seluruh civitas academika untuk melakukan penalaran dalam rangka mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Empat: Berpartisipasi aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan kesehatan di Propinsi Sulawesi Selatan dan Kawasan Timur Indonesia pada khususnya, serta pada seluruh pelosok Indonesia, kawasan regional Asia Tenggara dan Asia Pasifik pada umumnya.
Lima: Peningkatan mutu luaran pendidikan kesehatan masyarakat melalui peningkatan kapasitas dosen ke jenjang S2 (magister) dan S3 (doktor), pengadaan sarana laboratorium kesehatan masyarakat, dan peningkatan kerjasama dengan institusi pelayanan kesehatan masyarakat pemerintah dan swasta dalam rangka merumuskan standar magang mahasiswa berdasarkan kebutuhan masing-masing pihak.
Keunggulan yang ditawarkan luaran Pendidikan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UVRI kepada masyarakat pengguna sebagai berikut: Pertama: Memiliki kemampuan sebagai promotor kesehatan; Kedua:Memiliki kemampuan sebagai administrator kesehatan; Ketiga: Memiliki kemampuan dalam diagnosa komunitas.
Pada konteks keunggulan inilah maka melalui Labarotorium komunitas mempersiapkan mahasiswa untuk merancang kegiatan lapangan secara konseptual dan praksis. Konseptual berarti bahwa mahasiswa dapat melakukan desain pemikiran tentang perubahan sosial masyarakat dalam rangka menciptakan derajat kesehatan. Sedangkan pada konteks praksisnya maka mahasiswa dapat melakukan transformasi skill kepada masyarakat dalam mempersiapkan metode hidup sehat seperti dengan perbaikan kualitas lingkungan melalui sarana sanitasi, dan sebagainya.

Tahapan PBL I

1. Identifikasi masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat.
2. Penentuan prioritas masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat..
3. Merumuskan rencana intervensi masalah yang dihadapi masyarakat..
4.Program Intervensi masalah kesehatan masyarakat yang menjadi prioritas.
5. Evaluasi kinerja program yang telah dilaksanakan, dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat
6. Alternatif perbaikan program dalam rangka pengembangan kedepan, dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat.
Alur Kegiatan Lapangan
A. Pemberangkatan dan Penerimaan
1. Pemberangkatan mahasiswa PBL dikoordinir oleh Korkab, Korcam dan Kordes (Sesuai otoritas masing-masing)
2. Pembimbing institusi/lapangan bertugas mendampingi mahasiswa hingga ke lokasi dan diterima oleh pemerintah setempat
3. Penyusunan POA (Plan of Action), Time Schedule, dan RAB (Rincian Alokasi Biaya) program
Penyusunan POA meliputi jenis kegiatan, tujuan kegiatan, sasaran kegiatan, metode kegiatan, waktu kegiatan, estimasi biaya, indikator keberhasilan, output kegiatan, penanggung jawab kegiatan
Penyusunan time schedule meliputi rincian alokasi waktu kegiatan selama 14 hari di lapangan (masyarakat)
Penyusunan RAB merupakan estimasi besaran biaya kegiatan yang dapat disediakan oleh tim selama di lapangan (masyarakat).
B. Identifikasi Masalah Kesehatan
Langkah-langkah Identifikasi
 Menemukan, memilih dan merumuskan masalah
 Memilih alat pengumpulan data
 Menyusun rancangan assesment
 Menentukan sampel
 Mengambil data lapangan
 Mengolah dan menganalisa data
 Menginterpretasi hasil analisis dan mengambil kesimpulan
 Menyusun laporan
 Mengemukakan implikasi

Pertimbangan Merumuskan Masalah
 Pertimbangan dari arah masalahnya yaitu aspek obyektivitas masalah bukan disebabkan oleh pertimbangan dari aspek subyektivitas masalah.
Syarat Merumuskan Masalah
 Masalah hendaknya dirumuskan dalam kalimat tanya
 Rumusan masalah hendaknya singkat, padat, jelas dan mudah dipahami
 Rumusan masalah hendaknya memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan itu
Pengumpulan Data
 Instrumen pengumpulan data harus cukup valid, realible, dan obyektif
 Data yang valid, realible, dan obyektif menjamin kesimpulan assesment meyakinkan
 Perhatikan teknik pengumpulan data yang tepat untuk digunakan
Pengolahan dan Analisis Data
 Kegiatan pertama pengolahan data adalah menguji tingkat validitas dan realibilitasnya
 Pengolahan data yang baik bila menggunakan software khusus
 Setelah pengolahan data, analisis data merupakan langkah yang sangat kritis dalam assesment
 Teknik analisis data dapat dilakukan secara statistik dan non-statistik
Kesimpulan dan Laporan Identifikasi
 Kesimpulan merupakan jawaban dari permasalahan identifikasi.
 Kesimpulan identifikasi bukan merupakan ringkasan dari hasil identifikasi
 Laporan identifikasi merupakan penggambaran dari semua proses identifikasi yang terjadi
 Laporan identifikasi dibuat secara sistematis sehingga pembaca dapat mengerti dan memahaminya
 Laporan identifikasi menjadi referensi untuk assesment selanjutnya
C. Penentuan Prioritas Masalah
1 Penentuan prioritas masalah dilakukan dalam rangka memilih item masalah pada hasil inventarisir masalah untuk diintervensi dalam waktu 14 hari selama di lokasi (masyarakat).
2 Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam merumuskan prioritas masalah adalah dengan membuat matriks prioritas masalah yang meliputi komponen sebagai berikut: berat dan ringannya masalah; luasnya masalah; pertimbangan politik; persepsi masyarakat; serta bisa tidaknya dilakukan selama di lokasi.
3 Kesemua komponen tersebut harus diberikan scoring yang mengacu pada hasil assesment dengan nilai scoring adalah mulai dari 1, 2, 3, 4, dan 5.
4 Penentuan scoring terendah dan tertinggi berdasarkan kesimpulan tim.
5 Selanjutnya buatlah rencana intervensi berdasarkan urutan prioritas tertinggi kemudian pada urutan di bawahnya, dan sesuaikan dengan waktu yang tersedia dalam menyelesaikan program intervensi.
D. Seminar Awal
1. Seminar awal dilakukan setelah dilakukan identifikasi masalah, penentuan prioritas masalah, dan rencana intervensi.
2. Seminar menghadirkan seluruh komponen masyarakat seperti pemerintah lokal, tokoh masyarakat dan pemilik kepentingan lainnnya.
3. Kegiatan seminar dilkaukan untuk memperoleh respon yang terkait dengan hasil identikasi masalah, penentuan prioritas masalah, dan rencana intervensi.
4. Respon yang diterima dalam kegiatan seminar diharapkan dapat memperkuat, melengkapi, serta mendukung program intervensi yang akan dilakukan.
E. Intervensi Program
1 Program intervensi dilaksanakan mengacu pada rencana intervensi yang telah disusun sebelumnya, serta mempertimbangkan pada masukan-masukan pada pelaksanaan seminar awal
2 Secara garis besar program intervensi meliputi dua hal sebagai berikut: program fisik dan non fisik.
3 Program non fisik adalah suatu program yang bertujuan untuk memberikan atau merubah tatanan pengetahuan, persepsi, sikap dan perilaku masyarakat.
4 Model program biasanya dilakukan dalam bentuk penyuluhan masyarakat, konseling keluarga, diskusi komunitas, advokasi dan sebagainya.
5 Model program fisik biasanya dilakukan dalam bentuk perbaikan lingkungan dengan pengadaan sarana sanitasi, pemeriksaan bakteriologis sumber air minum, pemberian makanan tambahan, pemyediaan base-line data kesehatan desa/kelurahan, perumusan sistem kesehatan desa/kelurahan dan sebagainya.
F. Monitoring dan Evaluasi Program
1 Monitoring dilakukan sejak mahasiswa berada di lokasi hingga penarikan.
2 Monitoring dilakukan untuk memantau kesesuaian rencana aksi dengan kenyataan sesungguhnya, sehingga masalah dapat dikendalikan secara cepat.
3 Evaluasi dilakukan setelah program intervensi dilakukan, atau dilakukan sebelum pelaksanaan seminar akhir (hasil program).
4 Evaluasi bertujuan untuk memantau kinerja program berdasarkan input, proses dan output.
5 Hasil evaluasi dapat dijadikan pedoman pengembangan program pada PBL selanjutnya.
G. Seminar Hasil
1 Seminar hasil dilakukan setelah dilakukan intervensi program dan evaluasi program.
2 Seminar menghadirkan seluruh komponen masyarakat seperti pemerintah lokal, tokoh masyarakat dan pemilik kepentingan lainnnya.
3 Kegiatan seminar dilkaukan untuk memperoleh respon yang terkait dengan . intervensi program dan evaluasi program.
4 Respon yang diterima dalam kegiatan seminar diharapkan dapat memperkuat, melengkapi, serta mendukung hasil program intervensi, dan sekaligus masukan untuk pengembangan program PBL selanjutnya.
H. Penyusunan Laporan Kegiatan
1. Penyusunan laporan kegiatan dipersiapkan sejak mahasiswa berada di lokasi, sehingga nantinya tidak kesulitan memperoleh bahan-bahan setelah penarikan.
2. Laporan dibuat sebanyak 5 rangkap untuk kepentingan sebagai berikut: Kantor Kesatuan Bangsa Kab/Kota; Dinas Kesehatan Kab/Kota; Desa/Kelurahan; Laboratorium Komunitas; dan perpustakaan FKM UVRI.
I.Penarikan
1 Penarikan dilakukan setelah dilaksana seminar hasil program
2 Kegiatan penarikan akan dihadiri oleh unsur pimpinan FKM UVRI Makassar dan pembimbing lapangan.

1 komentar:

  1. bagaimana format laporan yang baru ka... katanya berbeda dari laporan laporan sebelumnya....kami masih bingung

    BalasHapus